BACAMALANG.COM – – Masyarakat di Kampung Nelayan Pantai Kondang Merak, mempunyai tantangan tersendiri terhadap ketiadaan pasokan listrik. Sehingga selama ini, mereka yang tinggal di dalam hutan lindung inu mencari cara melakukan sendiri pemenuhan kebutuhan energi listrik rumah tangga. Diantaranya, menggunakan genset dan alternatif pilihan lain seperti energi terbarukan yaitu tenaga surya.
Dalam kenyataannya, pemenuhan kapasitas beban yang digunakan dan pasokan listriknya tidak seimbang, sehingga beberapa kali alat pemasok listrik dan beban daya mereka rusak. Bahkan meskipun sering dilakukan service (perbaikan, red) pun tidak menyelesaikan masalah, karena secara kualitas bahan-bahan listrik yang sudah terlanjur dibeli juga tidak bagus, yang menjadikan warga kapok dan tidak percaya akan manfaat energi terbarukan.
Untuk itu, setiap hari mereka bergantung pada genset yang menghabiskan biaya BBM Rp 40 -100 ribu per malam tergantung kebutuhan, tapi terbatas hanya untuk beban daya peralatan listrik ringan, sehingga seperti freezer es untuk penyimpanan ikan hasil tangkap biasanya warga menitipkannya di kerabat desa, serta pemenuhannya es batu membeli dari tempat lain seperti sendang biru dan gerilya di warung-warung desa.
“Berawal dari ide inovatif pemenuhan kebutuhan dasar nelayan Bina Karya Mina pantai Kondang Merak akan kebutuhan es batu untuk penanganan hasil tangkap ikan nelayan, diskusi-diskusi intensif dilakukan bersama para sahabat yaitu mas Teguh Budiyanto dan om Hary dari Rumah Mandiri Energi, om Ipud Zuhri, Aral Subagyo dan lain-lain,” tegas Founder Salam (Sahabat Alam Indonesia) Andik Syaifudin, Jumat (14/1/2022).
“Kami membahas bagaimana mengurai akar masalah dengan keterbatasan salah satunya adalah ketersediaan tenaga listrik yang mampu diberi beban khususnya Freezer es / pendingin ikan,”imbuhnya
Teknologi tenaga surya tergolong efektif dan efisien. Secara peralatan juga bukan abal-abal. Teknologi terbarukan yang bisa menjadi contoh energi ramah lingkungan yang tepat guna dan bermanfaat untuk penguatan dan pengembangan ketahanan pangan warga khususnya bidang perikanan tangkap.
“Akhirnya dari kalkulasi biaya kebutuhan dan beban bisa direalisasi dengan bantuan dukungan rekan-rekan LPPM Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma- Jakarta, dengan bahu-membahu kerja bersama mulai dari penyiapan tempat, perakitan, dan perapian dari warga nelayan Kondang Merak, Sahabat Alam Indonesia, dan Rumah Mandiri Energi,” ungkapnya.
Akhirnya feezer tenaga Surya bisa diciptakan. “Mbois..Dan Kita bisa ketawa-ketiwi. Lelah lembur “melekan” berhari-hari langsung hilang. Melihat bungkusan-bungkusan es batu hasil uji coba sudah diantri warga pagi-pagi, Selanjutnya masih ada PR yakni meningkatkan kapasitas produksi dengan meningkatkan daya,” pungkasnya. (had)
sumber: bacamalang.com
Leave a Reply